Adventure/ Journey

Borubudur…. I am Coming  Kakiku berhenti di toko souvenir ini. Hanya sekedar melihat- lihat dan belum ada niat untuk membelinya. Agak merasa risih dengan pandangan mbak- mbak yang punya toko ini, ketika beberapa kali aku melihatnya, dia kedapatan memperhatikanku. Aku melempar senyuman, dan ia pun membalasnya. “Apakah aku terlihat seperti pencuri? Atau dia pecinta sesama wanita?” hey, kenapa aku berpikir aneh seperti ini. Kalau dia berpikir aku ingin mencuri di toko nya, tentu saja itu bukan pilihan yang terbaik dengan beban yang kubawa dipundakku, tentu saja ia dengan mudah mendapatkan ku karena sekencang- kencangnya aku lari pasti bakalan tertangkap juga. Atau dia pecinta sesama wanita? Hahaha, konyol sekali pikiranku ini, tentu saja dia wanita normal, setelah ku tahu suaminya memanggil dia dari dalam toko tersebut. Belum ada barang- barang yang dapat membuat ku berhasrat untuk membelinya, namun karena aku sudah terlalu lama berdiri dan melihat barang- barang di toko ini, aku pun memutuskan untuk membeli gantungan kunci yang juga belum tentu akan ku pasangkan di carrier ini. Setelah membayar gantungan kunci tersebut aku pun menuju ke Candi itu. Borubudur….. I’m coming… Aku kegirangan setelah memijakkan kaki ku di salah satu keajaiban dunia ini. Mengunjungi Borubudur adalah salah satu resolusi ku di tahun ini, haha konyol memang tapi tidak apa- apa donk kali kita mengimpikan suatu tempat yang ingin kita kunjungi. Aku pun mulai mengelilingi Kamadhatu, struktur terbawah candi ini, aku pun mengeluarkan kamera pocket ku untuk mengambil beberapa objek yang unik. Seperti tidak mengenal lelah, aku beranjak ke Rupadhuta, struktur tengah Candi warisan nenek moyang kami ini, ah mereka sungguh luar biasa, dengan keterbatasan perlengkapan pada zaman dahulu mereka bisa membuat sebuah candi yang sebegitu hebatnya dan kokoh, terbukti sampai sekarang candi ini terlihat gagah. Tidak lupa juga untuk memotret sana sini yang menurut ku bagus untuk dijadikan objek. Dengan tak sabaran aku pun menaiki tangga untuk menuju ke Arupadhuta, struktur teratas candi ini. Hebat.. nenek moyang kami begitu hebat, aku merasa terkagum kagum dengan stupa- stupa yang ada di candi ini, siapa yang membuatnya? Haha, tentu saja nenek moyang kami.. Ini adalah moment yang harus aku bayar mahal, karena untuk liburan ini aku butuh beberapa bulan untuk mengumpulkan uang, berharap dari uang jajan yang diberikan Bunda, tentu saja sampai 5 tahun juga belum tentu terkumpul. Aku masih sibuk dengan memotret objek- objek yang bagus pada candi ini. Akan aku tunjukkan kepada Ayah dan Bunda ketika aku pulang kelak. Mereka pikir mereka saja yang bisa pergi ke sini, akan kubuktikan aku juga bisa. Balas dendam itu muncul ketika mereka bercerita pengalaman mereka yang sudah ke Borubur… Ayah… Bunda maafkan aku. Seketika aku menunduk dan hatiku sangat merindukan mereka. Aku mengangkat kepalaku dan kuhirup udara Borubudur sore ini.. Angin sore ini seolah- olah ingin bermain dengan ujung jilbab ku yang terlayang- laying oleh tiupannya. “ Angin ini akan selalu memberikan kehidupan, kenyamanan dan kedamaian, angin ini angin sore di Borubudur” sepenggal kalimat yang kutuliskan di Facebook ku. Beberapa menit kemudian aku membuka notification, ada beberapa komentar dan like. Aku hanya membalas komentar mereka semua dengan : @all: doakan aja aku bisa sampai Medan dengan utuh dan belum menjadi mayat, hahaha”. Sepertinya matahari sudah ingin masuk ke dalam surau nya, meneggelamkan cahaya nya. Aku pun bergegas untuk turun. Lelah tetapi menyenangkan, paling tidak itu yang aku rasakan. Aku mencari Musholla untuk melaksanakan salat maghrib. Tidak begitu banyak yang salat, hanya beberapa orang saja itupun kebanyakan dari para pengunjung. Mereka pun pulang ke rumah masing- masing. Aku? Aku masih tidak tahu kemana arah dan tujuan ku setelah Borubudur ini, untuk tidur pun aku belum tau dimana. Ku nikmati saja jalan ini. Jalan dan terus berjalan… Bukankan ini memang yang aku inginkan? Backpacker.. Maybe 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave a comment or suggest...